Selamat Datang diweb Smp Negeri 9 Bontang, dengan Motto AKRAB "Aktif Kreatif Religius Antusias Berbudaya
  • Home
  • Profil
    • Profil Sekolah
    • Daftar Guru dan Staf Sekolah
    • Sarana dan Prasarana
  • Kurikulum
  • Ekstrakurikuler
    • Paskib
    • Pramuka
  • Alumni
  • Osis
  • Layanan Sekolah
SMP Negeri 9 Bontang
  • Home
  • Profil
    • Profil Sekolah
    • Daftar Guru dan Staf Sekolah
    • Sarana dan Prasarana
  • Kurikulum
  • Ekstrakurikuler
    • Paskib
    • Pramuka
  • Alumni
  • Osis
  • Layanan Sekolah
No Result
View All Result
SMP Negeri 9 Bontang
No Result
View All Result
Home Berita

Seminar kebudayaan Erau Pelas Benua di Rumah Adat Guntung Bongkar Sejarah dan Filosofi Budaya Kutai: Dari Erau Martadipura hingga Asal-usul Guntung

agus by agus
20 November 2025
in Berita
0
0
SHARES
22
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Rumah Replika Kampung Adat Guntung di Bontang menjadi saksi bisu digelarnya seminar pada kamis 20 november 2025 yang bertujuan untuk melestarikan dan mendokumentasikan khazanah budaya, sejarah, serta ritual adat Kutai di kawasan tersebut. Seminar yang diselenggarakan oleh Lembaga Adat Kutai (Guntung) ini dihadiri oleh tokoh adat, serta seluruh siswa/i kelas 9.

Related Posts

MEMBANGUN PUBLIC SPEAKING DI ERA DIGITAL

Lomba Voli Babak Penyisihan Meriahkan Class Meeting SMPN 9 Bontang

Lomba Poster Manual Warnai Class Meeting SMPN 9 Bontang

Lomba Ranking 1 Meriahkan Class Meeting SMPN 9 Bontang

Fokus utama seminar ini adalah membahas Visi dan Misi Lembaga Adat Kutai (Guntung) dalam menjaga tradisi, sekaligus mengupas tuntas berbagai aspek historis dan ritual yang menjadi akar identitas masyarakat adat.

VISI DAN MISI LEMBAGA ADAT KUTAI (GUNTUNG)

VISI

Menjadikan Guntung sebagai pusat budaya kutai di Kota Bontang

Misi:

1.Melaksanakan upacara adat Pelas Benua setiap tahun,

2.Melaksanakan pelestarian dan pelatihan senitari,

3.Melaksanakan pelestarian dan pengembangan permainan rakyat /olahraga tradisional,

4.Melakukan pengembangan dengan pembangunan faisilitas penunjang dalam pelestarian adat di kampong adat,

5.Memfasilitasi kegiatan kegiatan masyarakat sekaligus memperkenalkan kawasan budaya agar semakin dikenal oleh masyarakat luas.

Mengurai Asal-Usul Sejarah dan Perpindahan Penduduk

Salah satu sesi paling menarik adalah pembahasan mengenai jejak sejarah yang menghubungkan Guntung dengan pusat Kerajaan Kutai.

  • Asal Mula Erau dan Jejak Kuno:Asal Mula ERAU Kutai Kartanegara dan secara khusus menelusuri Asal Mula ERAU jaman Kerajaan Kutai Martadipura abad IV M.
  • Erau pelas tanah pelas tanah yaitu ritual pengorbanan binatang itu telah terjadi sejak ribuan tahun yang lalu hal ini dapat dilihat dari bukti penemuan benda-benda sejarah berupa prasasti Yupa peninggalan kerajaan Kutai Martadipura dengan rajanya yang terkenal sang Mulawarman pada abad ke 4 (empat) M yang ditemukan di Muara Kaman Kabupaten Kutai.Sebagaimana tulisan pasa prasasti yupa yang di tuliskan dalam bahasa sansekerta dengan menggunakan huruf pallawa.
  • Jejak Populasi Kutai di Bontang: Seminar ini juga memaparkan hasil riset tentang Keberadaan Penduduk Kutai di Bontang pada kurun waktu 1300–1325
  • 1.Tokoh masyarakat kampung kanibungan (kelurahan Guntung) di undang oleh -Adji Batara Agung Dewa Sakti ke jahitan layar
  • 2.Mengutus petinggi jahitan layar bernama KI Dohong
  • 3.Menemukan sekumpulan orang berikat kepala (Bolang)
  • 4.Kitab Saway
  • 5.Daerah itu kunamakan daerah BONTANG agar kamu sekalian mengerti ,mengetahui,karena daerah itu masih tanah tuah kutai.
  • Tautan dengan Tenggarong: Sesi krusial lainnya adalah penelusuran historiografi mengenai Perpindahan Penduduk Kampung Panji (Tenggarong) ke Bontang yang menjadi landasan dan Asal Mula ERAU PELAS BENUA GUNTUNG.
  • 1.1782 Sultan Moeslehoddin(Adji lmbut XV) masa pembenahan Kerajaan untuk menjaga perbatasan di selat makasar
  • 2.11-10-1844 perjanjian traktat tepian pandan dari kampung panji pindah ke bontang
  • 3.1850-1899 Adji Mohammad soeleman Al-Aidiel chalifatoel Moe’min Fabilade Koetai saudara tuannya bernama Adji Gau Gelar Pangeran Ratu II mendapat hak apanange (hak memungut hasil) salah satu yang pernah di tempati di Bontang di beri nama PAKU ADJI(orang kuat sultan) di sekitar Masjid Al-Mubarakah/Plant site PKT

Mendalami Filosofi Ritual Adat

Seminar juga membahas tuntas rangkaian ritual adat yang masih dipertahankan hingga kini, yang sebagian besarnya merupakan bagian tak terpisahkan dari upacara besar Erau Pelas Benua. Pembahasan meliputi:

Ritual AdatPenjelasan Singkat
Menyalakan BrongBrong adalah obor yang dibuat dari pohon Aren yang dipotong dan diberi Lubang disebagian atasnya untuk menaruh damar,lilin atau minyak tanah yang diberi sumbu,selain sebagai penerangan tempo dulu juga mengandung makna sebagi semangat yang berkobar seperti api tersebut hingga Erau selesai dilaksanakan ,dalam mendirikan brong jumlahnya paling sedikit 1 dan boleh lebih dengan jumlah ganjil 3,5 dan 7,jumlah ganjil dipercaya jumlah keberentungan.
Belian/NgenjongMerupakan acara sakral yang dilakukan oleh seorang dewa atau pengenjongan dengan melakukan ritual mengelilingi belanja belanjak,belanjak ini dimaknai sebagai sarana/kendaraan untuk menuju kayangan untuk menemui dewa ,memberitahukan bahwa di bumi akan diadakan Erau pelas benua
Seluang Mudik, Tari Dewa-Dewapersembahan tarian jepen yang dilakukan oleh muda mudi maupun orang tua yang dilakukan secara bersama sama tidak ada batas antara sultan ,pejabat dan rakyat semuanya ,setelah dewa belian atau pengenjong menjelajahi samudra untuk bertemu dengan putri di pusat laut ,selanjutnya putri tersebut mengutus para dewanya untuk mendatangi daratan dan turut serta bersama sama dalam memeriahkan acara Erau Pelas Benua ,hal ini di ujudkan dalam bentuk tari dewa dewa
Mendirikan Rondong Ayu/BenyawanRondong ayu/rebak ayu/Tiang ayu merupakan lambang kerahayuan dengan harapan semoga seluruh masyarakat selalu dalam hidup sejahtera makmur ,bahagia,rukun dan damai juga merupakan simbol menegakkan semangat /jiwa ,dalam melaksanakan semua rangkaian acara Erau dan merupakan tanda dimulainya Erau itu sendiri ,pada akhir acara nanti rondong ayu ini direbahkan pertanda bahwa Erau telah berakhir.
Juhan Tujuh TingkatSebagai jamuan kepada dewa pengenjongan memberi persembahan juhan 7 (tujuh) tingkat berupa kelengkang seelungkit berisi nasi tambah dan nasi beragi lengkap dengan ayam panggang
Hadrah Penyambutan






Kedatangan Riombongan dari kesultanan dan pemerintah kota Bontang beserta Forum Komunikasi Pimpinan Daerah disambut dengan Hadrah,kesenian ini mempergunakan alat musik terbang atau rebana.Kesenian ini dibawakan sambil menabuh terbang tersebut disertai nyanyian dalam bahasa Arab yang diambil dari kitab Barjanji.

Inti Sari Upacara Pelas Benua

Puncak pembahasan berfokus pada makna spiritual dari upacara Erau Pelas Benua itu sendiri.

  • Pengertian Erau Pelas Benua:
  • Erau:
  • Dari bahasa kutai yang Eroh yang berarti ramai,riuh,suasana yang penuh suka cita ,suasana yang ramai banyak kegiatan sekelompok orang yang mempunyai hajat yang mengandung makna baik bersifat sakral ritual maupun hiburan
  • Pelas:
  • Yaitu pembersihan suatu kampung atau wilayah dari unsur-unsur jahat dengan melakukan ritual mengorbankan binatang/ memberi makan tanah dengan memercikan darah binatang kepermukaan bumi
  • Benua:
  • Suatu kampung atau wilayah
  • Rangkaian Pembersihan Diri dan Wilayah: Ritual Beluluh (pensucian diri), Belimbur (saling siram air sebagai pembersihan massal), Bepelas (pembersihan benda pusaka/wilayah), Tempong Tawar (ritual menolak bala), dan Menjamu Benua (memberi sesaji kepada penjaga wilayah).
  • Beseprah dan Beroah: Kegiatan Beseprah (makan bersama) atau makan duduk bersama baik sultan ,pejabat pemerintah dan rakyat biasa bersatu yang mengandung makna bahwa hakikatnya manusia itu sama dihadapan sang pencipta ,sedangkan Beroah setelah dipagi hari atau di siang harinya melaksanakan Ziarah makam para leluhur pada malam harinya dilakukannya pembaca an Do’a untuk arwah Almarhum yang disebut Beroah atau Doa dan Tahlilan
  • Ziarah Makam Leluhur: Ziarah kemakam para leluhur dilakukan sehari,sebelum kegiatan bepelas keliling dilaksanakan dimulai Makam Leluhur yang ada dipemakaman keluarga besar masyarakat Kutai di lempake kelurahan Loktuan,kecamatan Bontang Utara Kota Bontang ,dilanjutkan ke pemakaman kanibungan di kelurahan Guntung dan pemakaman Pakuaji yang beradai di Kawasan Industri Pakuaji PT.Pupuk Kaltim.

Melalui seminar ini, Lembaga Adat Kutai (Guntung) berharap agar generasi muda dapat memahami secara utuh bahwa tradisi dan ritual yang mereka jalani bukanlah sekadar warisan, melainkan narasi panjang sejarah yang kaya akan filosofi dan nilai luhur.

agus

Next Post

Jurnalis Muda Bontang Dibekali ilmu tentang dunia pewarta : Ekskul Jurnalistik Kolaborasi dengan Bekesah dan PT KMI

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pos Populer

  • PPDB SMP TAHUN 2024

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Upacara Memperingati HUT RI ke-78

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bulan Bahasa dan Sumpah Pemuda Asah Kreatifitas Peserta Didik SMPN 9 Bontang

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kebersamaan Warga SPANSEL

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gebyar Prestasi Awal November SMPN 9 Bontang

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

© 2023. SMPN 9 Bontang.
Developed by Visi Media Teknologi, Bontang – Kaltim

  • Home
  • Profil
  • Kurikulum
  • Ekstrakurikuler
  • Alumni
  • Osis
  • Layanan Sekolah
No Result
View All Result
  • Home
  • Profil
    • Profil Sekolah
    • Daftar Guru dan Staf Sekolah
    • Sarana dan Prasarana
  • Kurikulum
  • Ekstrakurikuler
    • Paskib
    • Pramuka
  • Alumni
  • Osis
  • Layanan Sekolah

© 2023. SMPN 9 Bontang.
Developed by Vision Web Development, Bontang – Kaltim