Bontang,28 oktober 2025 – Suasana ceria dan penuh semangat literasi mewarnai [Nama Sekolah, misal: SMP Harapan Bangsa] hari ini dengan diselenggarakannya Lomba Story Telling (Mendongeng) yang diikuti oleh siswa-siswi dari kelas 7, 8, dan 9. Kompetisi ini menjadi ajang bagi para peserta untuk menunjukkan bakat bercerita mereka sekaligus melestarikan kekayaan cerita rakyat dari berbagai daerah.
Total 11 peserta memukau dewan juri dan penonton dengan beragam kisah, mulai dari legenda yang populer hingga cerita dengan pesan moral mendalam.
Dari Kelas 8A, Dwi membawakan kisah sedih “The Crying Stone” (Batu Menangis), sementara rekannya, Zefanya, memilih “Legenda Pesut Mahakam”, cerita khas Kalimantan Timur yang juga dibawakan oleh Bunga (7C) dengan judul “Pesut Mahakam” dan Sarah (9B) dengan versi “Rahasia Pesut Mahakam”. Kisah-kisah tentang Pesut Mahakam ini menunjukkan tingginya minat pelajar terhadap fauna endemik dan cerita asal usul daerah mereka.
“Saya ingin penonton tahu kenapa Pesut Mahakam itu istimewa, selain karena dia lucu,” ujar Zefanya setelah penampilannya.
Tak kalah menarik, perwakilan dari kelas 8B, Jumadil, memukau dengan cerita “Putri Junjung Buih”, sebuah legenda yang juga terkenal di Kalimantan Selatan. Sementara itu, Hilmi dari kelas 9C membawa penonton ke masa kerajaan dengan “Princess Karang Metemu”, dan Lila (7A) membawakan kisah asal usul daerah, “Asal Usul Tenggarong”.
Kelas 7 juga menunjukkan kualitas mumpuni. Selain Bunga, Azizah (7B) tampil dengan cerita yang mirip Dwi dan Algi, yaitu “Batu Menangis”. Sedangkan dari kelas 9, Algi (9A) juga turut membawakan kisah “Batu Menangis”, menjadikannya cerita paling banyak dipilih dalam kompetisi ini.
Satu-satunya cerita yang bernuansa non-legenda dibawakan oleh Nisa dari kelas 8C dengan judul “Tikus yang Lapar”, memberikan variasi segar dalam perlombaan.
Kepala Sekolah [Nama Kepala Sekolah, jika ada] menyampaikan apresiasinya, “Lomba ini bukan hanya tentang siapa yang terbaik, tetapi tentang bagaimana anak-anak kita mampu menghayati dan menyampaikan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam cerita rakyat. Kami bangga melihat semangat mereka melestarikan budaya literasi dan dongeng Nusantara.”


Penilaian lomba meliputi intonasi, ekspresi, penguasaan materi, dan kreativitas penyampaian. Para peserta menunggu dengan antusias pengumuman pemenang yang akan diumumkan pada acara penutupan pekan literasi sekolah.